1735262163458753
Loading...

Dahlan Iskan dan kisah inspiratif Telaah buku Ganti Hati Tantangan Jadi Menteri Oleh: 01.187



Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Beliau juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, pak Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, pak Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Dalam buku setebal 344( tiga ratus empat puluh empat) halaman, dengan judul Ganti Hati Tantangan Jadi Menteri. Buku ini menjelaskan bagaimana keseharian Pak DIS ( panggilan Dahlan Iskan) selama beberapa bulan menjadi menteri BUMN dan flashback kesehariannya selama menjabat menjadi CEO PLN selama 1 tahun 10 bulan. Khusus pengalaman pak Dahlan selama berada di PLN dapat kita baca di buku “Dua Tangis dan Ribu Tawa”. Tetapi, yang paling ditekankan dan disoroti dari buku ini adalah pengalamannya selama menjalani transplantasi liver yang diungkapkan beliau secara terinci , hebatnya pak Dahlan menceritakannya dari sudut pandang pak Dahlan sendiri.
Istilah-istilah medis yang rumit bisa diterjemahkan sedemikian rupa sehingga orang awam pun dapat memahaminya dengan baik. Namun buku ini juga menyisipkan memori hidup seorang raja media atas masa kecilnya yang miskin, dan juga berbagai pandangan pribadinya atas persoalan bangsa ini. Sikap pak Dahlan dalam "Menghayati Penderitaannya" juga patut mendapat acungan jempol, seperti biasanya beliau orang yang "Blak-Blakan" tanpa tedeng aling-aling mengungkapkan penyakitnya dan perjalanan pengobatannya.
 Dibalut dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti pak Dahlan mampu membangkitkan rasa keingintahuan pembaca untuk mengikuti pengalaman istimewa beliau dan perjuangannya pada masa yang paling penting dan kritis dalam kehidupannya. Mulai dari bagaimana beliau tinggal di kamar rumah sakit hingga masuk ke kamar operasi. Buku yang harus, menurut saya, untuk dikoleksi bagi para penggemar tulisan beliau. Bahasa yang sangat informatif ditambah foto-foto berwarna di bagian tengah buku, dapat memberikan gambaran secara tepat bagaimana keadaan pak Dahlan selama proses ganti hati. Juga terdapat sms dan email yang ditempatkan dibelakang buku mulai dari halaman 249-343, sms dan email dari orang-orang yang memberikan dukungan atau sekedar bertanya masalah lain. Dan tentu dijawab oleh beliau. walau tak selalu dijawab serius oleh nya.
            Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda muncul asumsi bahwa buku ini, menampilkan kekayaan dan subjektif penulis yang ditonjolkan pak Dahlan, seperti perkataan pak Dahlan tentang bekas sayatan operasi di perut berbentuk Mercy yang ditaksir sekitar 3 Milyar, serta adanya kesan mempromosikan Grup Jawa Pos secara tersirat. Terlepas dari itu semua, buku ini sarat dengan informasi dan wawasan yang luas bagi pembacanya. Beberapa gagasan pak Dahlan yang patut dipertimbangkan sebagai pengaya wawasan kita, di antaranya adalah sebagai berikut.
pertama gagasan pak Dahlan mengenai definisi olahraga, tidak semua gerak tubuh bisa disebut olahraga. Menurutnya olahraga adalah gerak tubuh yang menghasilkan detak jantung 115 kali dalam waktu minimal 10 menit konstan terus menerus. Di situ ada unsur gerak tubuh, ada unsur detak jantung yang harus 115 kali, ada unsur minimal 10 menit dan ada unsur konstan atau terus menerus. Memang ada orang yang jantungnya bisa berdetak 115 kali tanpa gerak tubuh, tapi itu tidak bisa disebut olahraga. Itu adalah orang kaget. Memang ada yang berjalan santai sampai 2 jam. Tapi itu juga bukan olahraga. Jalan santai tidak membuat jantung berdetak 115 kali. Jalan santai lebih banyak menghasilkan kelelahan. Demikian juga ada orang yang berolahraga lari cepat membuat jantungnya bisa berdetak bahkan 200 kali. Tapi kalau sebentar-sebentar berhenti juga belum disebut olahraga, unsur konstannya belum didapat.
Kedua pandangan pak Dahlan tentang penyakit Hepatitis B. Pak Dahlan menyebutkan bahwa penanganan efektif dalam penyakit ini adalah kesadaran untuk menjaga gaya hidup, makanan, tidur teratur dan vaksinasi. Di Barat, biasanya penderita sendiri yang menganjurkan teman-teman dekatnya agar vaksinasi. Beliau juga menjelaskan bahwa penularan virus hepatitis B tidak sama dengan penularan virus influenza. Penularan hanya terjadi lewat air liur, darah, dan hubungan seksual. Ketika vaksinasi telah dilaksanakan secara benar, atau sudah mempunyai antibodi dalam jumlah yang cukup, virus ini tidak akan bisa masuk ke tubuh itu.
Ketiga metode TACE pembunuh kanker. Metode ini pada prinsipnya sama dengan kemoterapi. Bedanya, obat kemonya tidak diinfuskan seperti umumnya kemoterapi, melainkan diinjeksikan langsung ke sel kankernya melalui selang kecil panjang(kateter) yang dimasukkan melalui pembuluh darah besar di pangkal paha (arteri femoral). Dengan bantuan fluoroscopy, sejenis sinar rontgen, kateter itu lantas didorong masuk sampai ke arteri (pembuluh darah yang membawa darah bersih dan sari makanan dari jantung) yang menuju hati.
Setelah obat kemonya menembus sasaran, dokter lantas memasukkan lagi obat lain, melalui kateter yang sama untuk memblokir cabang-cabang arteri di liver yang melewati sel kanker. Ini diperlukan untuk menutup akses makanan ke sel-sel kanker itu. Dengan begitu, diharapkan sel-sel kanker akan kelaparan dan tak lama mati.
Keempat di dalam  dunia jurnalistik, pak Dahlan juga mengajarkan penggunaan kalimat-kalimat pendek. Menurutnya kalimat pendek akan membuat tulisan menjadi lincah. Kalimat-kalimat yang panjang membuat dada pembaca sesak. Semakin pendek sebuah kalimat, semakin membuat tulisan itu seperti kucing yang binal. Apalagi kalau disana sini diselipkan kutipan omongan orang. Kutipan itu juga sebisa mungkin harus pendek. Mengutip kata seorang sumber berita dalam sebuah kalimat panjang sama saja dengan mengajak pembaca mendengarkan khotbah. Tapi, dengan selingan kutipan-kutipan pendek, tulisan itu bisa membuat pembaca seolah-olah bercakap-cakap sendiri dengan sumber berita.
Pak Dahlan juga menekankan penggunaan deskripsi pada tulisan. Yakni menceritakan hal-hal detail yang dianggap sepele, tapi sebenarnya penting. Sebuah tulisan yang deskripsinya kuat dapat membawa pembaca seolah-olah merasakan sendiri suatu kejadian. Deskripsi yang kuat bahkan bisa menghidupkan imajinasi pembaca. Imajinasi pembaca kadang lebih hidup daripada sebuah foto. Inilah salah satu kunci kalau jurnalistik tulis masih diharapkan bisa bertahan ditengah arus jurnalistik audio visual.
***
Kisah nyata yang menyentuh, menghibur sekaligus mendidik. Uraiannya jelas dan menunjukkan wawasan yang luas. Memberikan pelajaran tentang bagaimana hidup yang harus dipilih, antara menjadi sehat atau sakit, menjadi sukses atau gagal, rendah hati atau rendah diri. Really feel his pain, really feel his passionate.

Lain-Lain 5927582084140060669

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts

Twitter

Random Posts

Jasa Pembuatan Makalah

Flickr Photo

Recent Comments