1735262163458753
Loading...

TAFSIR KEALAMAN: MATAHARI DAN KEBENARAN PEREDARANNYA

MATAHARI DAN KEBENARAN PEREDARANNYA
Oleh: Khoirudin Azis dan Ahmad Murtadlo

I.         Pendahuluan
Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Baik dalam bidang Biologi, Kimia, Fisika maupun Astronomi. Banyak ilmuwan yang melakukan penelitian-penelitian sehingga mampu dan berhasil melahirkan khazanah ilmu-ilmu baru. Semakin canggihnya alat-alat tegnologi pada era zaman saat ini, semakin mempermudah mereka dalam melakukan penelitian.
Penelitian, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kejelian, waktu yang tidak sedikit, dan ilmu yang cukup dalam bidang tersebut. Kebanyakan dari mereka dari orang-orang non-muslim. Penelitian berawal dari sikaf objektivitas pada kajian penelitianya untuk memunculkan pengetahuan baru. Banyak dari mereka berhasil dalam melakukan penelitianya, namun seiring berkembangnya zaman hasil penelitian mereka dianggap tidak tepat, karena muncul peneliti baru yang hasilnya dianggap lebih kongrit dan tepat. Hal tersebut seperti penelitian dalam ilmu Astronomi dalam membahas matahari. Pada awalnya, ditemukan penelitian bahwasanya matahari bergerak mengelilingi bumi sebagai pusatnya, atau diistilahkan sebagai geocentris. Namun, dengan perkembangannya zaman, yang mana ilmu Astronomi semakin lebih maju, ditemukan pendapat baru, tidak menguatkan pendapat yang pertama, yaitu matahari bergerak mengelilingi bumi sebagai pusatnya, tapi sebaliknya Ilmuwan Astronomi menemukan bahwa yang terjadi justru sebaliknya, ternyata bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari atau disebut sebagai Heliocentris. Penemuan yang kedua ini kebenaranya dikuatkan dengan ayat al-Qur`an pada surah al-Ra`du ayat 2:
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الأمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ.[1]
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.(QS. 13:2).
Dengan dikuatkanya pendapat yang kedua dengan ayat tersebut, membuktikan bahwa, itu merupakan salah satu mukjizat al-Qur’an bahwa sebelum para ilmuwan melakukan sebuah penelitian, hal tersebut telah di sebutkan dan di bahas di dalamnya jauh sebelum adanya penelitian dan membuktikan banyaknya ilmu dalam Islam.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dibahas mengenai Pengertian matahari, ayat-ayat tentang matahari dan penafsiranya, fungsi matahari, dampak positif dan negatif matahari, dan kebenaran teori peredaran matahari.
II.      Matahari
A.  Pengertian Matahari
Matahari dalam Bahasa arab adalah الشمس. Dalam kamus Bahasa Indonesia matahari diartikan sebagai suatu benda angkasa yang menjadi pusat tata surya yang berisi gas yang bisa mendatangkan terang dan panas pada bumi saat siang hari.[2] Sedangkan dalam Wikipedia Bahasa Indonesia matahari di definisikan sebagai suatu bintang yang menjadi pusat Tata Surya.
Dari pengertian diatas yang sifatnya sains dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari adalah suatu benda yang berada di angkasa yang menjadi pusat dari tata surya dan bisa menghasilkan panas. Pengertian ini selaras dengan ayat-ayat al-Qur’an, diantaranya adalah:

1.    Surat an-Naba’ ayat 13:
وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا [٧٨:١٣][3]
Kami menjadikan matahari yang bercahaya dan menghasilkan panas.
2.    Surat al-Furqān ayat 61:
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا [٢٥:٦١][4]
Maha suci Allah dan Maha banyak karunia-Nya. Dia menciptakan planet-planet di langit dan menciptakan garis orbit tempatnya beredar. Di antara planet-planet itu, Dia menjadikan matahari dan bulan yang bercahaya.
3.    Surat ash-Shams ayat 1-2:
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا [١] وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا [٢][5]
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya.
Beberapa ayat diatas memunculkan jawaban bahwa pengertian yang sifatnya sains diatas adalah benar karena sudah tercantum di dalam al-Qur’an.
Matahari mempunyai Bentuk nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur dengan medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, 109 kali diameter Bumi, dan massanya 2×1030 kilogram.[6] Bukan hanya ukurannya yang super besar tapi juga energi yang dihasilkannya pun sangat besar. Daya yang dihasilkan setiap harinya sekitar  Watt. Sayangnya, hanya 1 dari energi tersebut yang mampu dimanfaatkan oleh manusia di Bumi.[7]
B.     Beberapa Ayat Mengenai Matahari Beserta Tafsirannya
Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menerangkan tentang matahari, ada yang matahari sebagai kekuasaan Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  ada yang matahari sebagai penanda waktu, matahari sebagai sumber penerangan, dan lain-lain. Diantara ayat-ayat tersebut adalah:
1.        Surat Fuṣṣilat ayat 37:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ.[8]
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
Tafsir:
Dalam tafsiran departemen agama RI ayat diatas menerangkan bahwa diantara tanda-tanda kebesaran Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  ialah adanya malam sebagai waktu istirahat, siang untuk bekerja dan berusaha, matahari yang memancarkan sinarnya dan bulan yang bercahaya. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  juga yang mengatur jalannya planet-planet pada garis edarnya, sehingga dapat diketahui perhitungan tahun, bulan, hari, dan waktu.[9] Ini menunjukkan bahwa Allah lah yang hanya bisa berkuasa di alam semesta ini dengan bukti dijadikannya malam dan siang, dijalankan planet-planet dengan teratur, dan lain-lain.
Setelah Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  menerangkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  kemudian memperingatkan hamba-hambanya agar jangan sekali-kali bersujud kepada tanda-tanda kebesarannya.[10]
Sedangkan Ibnu Kathīr menafsirkan ayat diatas kurang lebih penjelasannya sama, yaitu Allah lah penguasa alam semesta ini, matahari dijadikan bercahaya dan bersinar, bulan dijadikan bercahaya, dijadikannya malam dan siang yang silih berganti saling berganti tanpa lelah, dan sebagainya. Setelah itu Ibnu kathīr melanjutkan penafsirannya tentang ayat diatas yaitu larangan berbuat syirik kepada Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  dengan menyekutukan-Nya dengan menyembah ciptaan-ciptaannya, karena itu adalah perbuatan yang tidak ada manfaatnya.[11]
2.        Surat an-Nuh ayat 16:
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا [٧١:١٦][12]
Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?
Tafsir:
Kata سِرَاجًا artinya adalah pelita, pelita disini dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai lampu (dengan bahan bakar minyak).[13] Pelita merupakan suatu alat yang dapat membuat cahaya sendiri, bukan menerima cahaya dari suatu barang yang lain. Matahari itu sepeti pelita tersebut, bisa membuat cahaya sendiri.
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Nuh Alayhi wa Sallam itu menjelaskan kepada kaumnya tentang penciptaan bulan yang bercahaya dan matahari yang bersinar oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  yang disembah mereka.[14]
3.      Surat an-Naba’ ayat 13:
وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا.[15]
Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari).
Tafsir:
Yang dimaksud Pada lafal وَجَعَلْنَا سِرَاجًا (Dan Kami jadikan pelita) adalah yang menerangi, sedangkan pada lafal  وَهَّاجًا (yang amat terang), yang dimaksud adalah Matahari.[16]
C.      Fungsi, Manfaat, dan Dampak Negatif Matahari
Perkara yang diciptakan Allah Subḥānahu wa Ta’ālā tidak ada yang sia-sia, pasti ada sesuatu yang menjadi manfaat dibelakang penciptaan perkara tersebut. Matahari merupakan salah satu contoh perkara yang diciptakan oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā, dan matahari mempunyai fungsi dan juga manfaatnya. Diantara fungsi dan juga manfaatnya adalah:

1.      Matahari berfungsi sebagai alat penunjuk waktu
Salah satu fungsi matahari adalah sebagai penunjuk waktu, bulan, tahun, dan hari. Hal ini berdasarkan surat al-Isra’ ayat 12:
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوا فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا [١٧:١٢][17]
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.

2.      Matahari berfungsi sebagai sumber energi
Matahari adalah sumber energi terbesar didunia, salah satu mahluk yang mebutuhkan sumber energi matahari adalah tumbuhan. Tumbuhan memerlukan energi matahari yang digunakan untuk melakukan fotosintesis, tanpa matahari maka tumbuhan akan mati karena tidak dapat memasak untuk kebutuhan dirinya.
3.      Matahari berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tata surya
Matahari mempunyai daya grafitasi yang perannya sangat besar, yaitu untuk menjaga planet-planet yang mengelilinginya agar tetap berotasi dan berevolusi pada porosnya. Tanpa adanya gaya grafitasi ini, planet-planet tidak akan memiliki orbit sehingga sistem tata surya tidak akan pernah terbentuk.

4.      Matahari berfungsi sebagai penghangat
Salah satu sifat yang menjadi ciri untama matahari adalah energi panas yang dimilikinya, panas yang ditimbulkan matahari bisa mencapai 20.000 °C bahkan bisa lebih, sedangkan yang sampai ke bumi hanya 6.000 °C[18], dan ini cukup untuk menjadikan bumi itu hangat dan tidak menyebabkan bumi tersebut membeku.
5.      Sinar matahari menghasilkan vitamin D.
Vitamin D membuat tulang dan gigi menjadi kuat. Vitamin ini juga mengurangi resiko kanker, diabetes, dan serangan jantung. Setiap orang memerlukan vitamin D mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Selain manfaat yang dimiliki oleh matahari, ternyata juga ada pengaruh negatif yang dimiliki matahari, diataranya adalah:
1. Bahaya sinar Uv pada kulit
Sinar UV juga bisa membuat kulit tidak mulus karena menebal atau menipis. Bisa juga muncul benjolan-benjolan kecil yang ukurannya bervariasi. Benjolan-benjolan atau flek pada kulit bisa berkembang menjadi tumor jinak bahkan kanker kulit. Khususnya pada orang yang banyak bekerja di bawah terik matahari atau sering berjemur di pantai. Tidak heran bila bintik awal kanker kulit timbul di bagian tubuh yang terbuka seperti wajah, kepala, tangan dan bagian yang banyak terpapar sinar matahari.
2. Bahaya Sinar Uv Pada Mata
Radiasi sinar UV pada mata akan menyebabkan terjadianya reaksi oksidasi pada lensa mata yang akan menimbulkan kekeruhan pada lensa sehingga timbullah penyakit yang disebut katarak, juga kerusakan pada kornea dan retina.
D.      Teori Peredaran Matahari
Dalam teori peredaran ini banyak kontroversi yang terjadi, ada yang mengatakan bahwa bumi itu mengelilingi matahari dan ada juga yang berpendapat bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. Ulama’ Islam sebuah mempunyai teori tentang peredaran matahari, teori tersebut muncul ketika melihat surat yasīn ayat 38:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ [٣٦:٣٨][19]
Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ayat diatas jika dilihat sekilas memang menunjukkan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi, bukan bumi mengelilingi matahari. Karena matahari berjalan pada peredarannya, dan bumi tidak.
Kemudian beberapa abad kemudian muncul teori revolusi yang dikemukakan oleh orang Kristen, yaitu bumi mengelilingi matahari, dan matahari sebagai porosnya. Antara pendapat pertama dan kedua terjadi pertentangan, yang satu mengatakan bumilah yang mengelilingi matahari dan yang satu mengatakan mataharilah yang mengitari bumi.
Dalam tafsir kemenag surat yasīn ayat 38 diatas ditafsirkan bahwa matahari berjalan sambil berputar pada sumbunya, sedang bumi berada berada di depannya dan juga berjalan sambil berputar pada sumbunya, dan beredar mengelilingi matahari. Pendapat ini berasal dari ilmu falak.[20]
Menurut tafsir kemenag Kata تَجْرِي merupakan fi’il muḍāri’, yang artinya pergi, berjalan, beredar, atau mengalir. Karena disini subjeknya adalah matahari, maka maknanya yang tepat adalah beredar, dalam arti bahwa matahari itu beredar menuju tempat pemberhatiannya. Matahari yang merupakan sebuah bintang yang besar yang bertetangga daengan planet bumi tidaklah berdiam saja di suatu tempat melainkan bergerak dan beredar pada garis edarnya, dan terus beredar sepanjang masa sampai hari kiamat. Menurut Ibnu Jauzī, matahari itu beredar selamanya, dan tidak menetap pada suatu tempat.[21]
Dalam tafsir Ibnu Kathīr juga berpendapat demikian mengenai ayat diatas, tapi menambahkan keterangan mengenai tempat peredaran matahari, yaitu dibawah ‘Arsh dekat kearah bumi dari sisi tersebut. Dimanapun berada matahari dan seluruh mahluk berada dibawah ‘Arsh.[22]
Setelah melihat tafsiran para ulama’ mengenai ayat diatas ternyata teori yang dimiliki ulama’ tidaklah bertentangan dengan teori revolusi. Teori revolusi jika dilihat dari pengertian secara garis besar adalah menjadikan matahari sebagai poros, sedangkan keterangan dari ayat diatas versi kemenag dan Ibnu Kathīr adalah matahari juga sebagai poros. Tapi ada perbedaan kecil mengenai dua teori ini pertama dari teori revolusi matahari hanya diam dan tidak bergerak, sedangkan teori ayat diatas menjelaskan bahwa matahari juga bergerak pada peredarannya.

III.   Kesimpulan
Matahari adalah suatu benda yang berada di angkasa yang menjadi pusat dari tata surya dan bisa menghasilkan panas. Matahari mempunyai daya magnet yang sangat besar dan paling penting, karena tanpa adanya daya megnet matahari planet-planet tidak akan bisa bergerak secara rapi dan teratur, dan juga tidak akan terciptanya malam dan siang, dan lain-lain.
Matahari mempunyai dampak positif dan negatif, diantara dampak positifnya adalah matahari dapat dijadikan sumber tenaga, dapat dijadikan penghangat, dapat dijadikan sebagai patokan waktu. Sedangkan dampak negatifnya adalah bahayanya radiasi sinar Ultra Violet yang dimiliki matahari bagi manusia.
Matahari merupakan poros dari dari tata surya, ulama’ Islam dan para pemikir Kristen memiliki teori peredaran yang sama, yaitu bumi mengelilingi matahari, dan matahari menjadi poros dari tata surya.
IV. Kritik dan Saran                                                                               
Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini. Dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


Daftar Pustaka
Al-Qur`an.
Baiquni, Ahmad. Tafsir Salman: Juz ‘Amma. Bandung: Mizan Pustaka.    2014.
Fida (al), Abi al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy. Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm.        terj. M. Abdul Ghaffar, dkk. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I. 2004.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Kementerian Agama. 2010.
Suyuti (al), Jalaluddīn Abdurrahman Ibn Abī Bakr, Jalaluddīn Muhammad          Ibn Ahmad Al Mahalli. Tafsir Jalālaīn. Jakarta: Dar al-Kutub al-   Islamiyah. 2011.
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
https://id.wikipedia.org/wiki/Matahari. diakses pada 12-10-2015, pukul    18:46.



[1] Al-Qur`an, 13:2.
[2] Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), 926.
[3] Al-Qur’an, 78:13.
[4] Ibid., 25: 61.
[5] Ibid., 91: 1-2.
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Matahari, diakses pada 12-10-2015, pukul 18: 46.
[7] Ahmad Baiquni, Tafsir Salman: Juz ‘Amma, (Bandung: Mizan Pustaka, 2014), 65.
[8] Al-Qur’an, 41: 37.
[9] Kementerian Agama RI,  Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementerian Agama, 2010), 8: 624
[10] Ibid, 8: 625.
[11] Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm, terj. M. Abdul Ghaffar, dkk. (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2004), 7: 24.
[12] Al-Qur’an, 71: 16.
[13] Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 325.
[14] Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, 10: 362.
[15] Al-Qur’an, 78: 13.
[16] Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al Mahalli, Jalaluddin Abdurrahman Ibn Abi Bakr al-Suyuṭī, Tafsir Jalālaīn, (Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2011), 719.
[17] Al-Qur’an, 17: 12.
[18] Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, 10: 363.
[19] Al-Qur’an, 36: 38.
[20] Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, 8:226.
[21] Ibid, 8/224.
[22] Abi al-Fida` al-Ḥafiẓ Ibnu Kathīr al-Damashqiy, Tafsīr al-Qur’an al-‘Aẓīm, 6: 646.
Kumpulan Makalah 7224261725570066865

Posting Komentar

  1. Apakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong Hk

    BalasHapus

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts

Twitter

Random Posts

Jasa Pembuatan Makalah

Flickr Photo

Recent Comments