1735262163458753
Loading...

Fayḍ al-Raḥmān: Tafsir Petama Bahasa Jawa Oleh: Ali Abdurrozaq dan Nur Huda.




Abstrak
KH. Saleh Darat adalah seorang ulama Jawa abad ke-19 yang hampir luput dari pengamatan sejarah Islam nusantara. Karenanya tidak terlampau banyak penelitian yang berbau akademik maupun non akademik membahas tentangnya. Perhatiannya terhadap Muslim awam telah menjadikannya memiliki keberanian mendobrak kelaziman dengan menafsirkan al-Qur’an serta membahasa-lokalkannya (vernakulisasi) menggunakan tulisan arab pegon (bahasa Jawa-huruf Arab). Kemudian penafisrannya dibukukan dan diberi nama Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān. Tafsir Fayḍ al-Raḥmān dituangkan dengan tulisan pegon (bahasa Jawa-huruf Arab) yang terdiri dari dua jilid besar meliputi surat al-Fātiḥah hingga surat al-Nisā’ dengan tafsir bercorak Ishārī.. Sedangkan Sumber rujukan yang digunakan dalam tafsir ini adalah al-Qur’an, hadis, dan kitab-kitab tafsir klasik seperti al-Jalāyn, Mafātiḥ al-Ghayb karya Imam al-Rāzi dan Lubāb at-Ta`wīl karya Imam al-Khāzin.
Keyword: Tafsir Fayḍ al-Raḥman, Arab Pegon, Saleh Darat, Tafsir Ishārī.

Pendahuluan
Al-Qur`an adalah kalam Allah Ta’ālā yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘Alayhi Wa Sallam melalui malaikat jibril sebagai pedoman bagi umat manusia. Untuk memahami isi kandungan al-Qur`an perlu diadakannya suatu penafsiran. Penafsiran al-Qur`an sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘Alayhi Wa Sallam, pada masa Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘Alayhi Wa Sallam masih hidup, sahabat manakala menemukan kesulitan dalam memahami suatu ayat di dalam al-Qur`an mereka langsung bertanya kepada Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘Alayhi Wa Sallam. Kemudian Nabi menjawabnya dan memberikan penjelasan terhadap makna kandungan ayat tersebut. Penafsiran al-Qur`an pada masa Rasulullah Ṣalla Allāh ‘Alayhi Wa Sallam adalah penjelasan secara langsug oleh beliau sendiri, karena orang yang memahami al-Qur`an adalah Rasulullah Ṣalla Allāh ‘Alayhi Wa Sallam, dan keadaan ini berlangsug sampai beliau wafat.

Berdasarkan sejarah yang demikian, maka untuk memahami suatu ayat, mereka tidak begitu membutuhkan uraian yang rinci, tetapi cukup dengan isyarat dan penjelasan global yang didasarkan pada riwayat. Dengan demikian itulah perhatian ulama tafsir terhadap kajian metodelogi dalam menafsiran al-Qur`an masih sangat kurang, mereka lebih cenderung menafsirkan al-Qur’an tanpa berfikir atau menetapkan terlebih dahulu kaidah-kaidah yang digunakan untuk sampai pada wacana tersebut. Namun bukan berarti mereka tidak mempunyai teori tentang itu, bahkan tidak mustahil pada umumnya mereka menguasai kaidah-kaidah secara baik. Karena mereka merasa tidak perlu membahasnya sebab akan sia-sia kerena tidak akan dapat perhatian yang berarti.

Indonesia, di mana merupakan negara dengan berbagai suku dan budaya yang bermacam-macam karakter bahasa dan etika, mempunyai ciri khas tersendiri dalam penyebaran dan perkembangan khazanah tafsir. Sebagai pedoman hidup yang berbahasa arab, menuntut para ulama Indonesia untuk mempermudah masyarakatnya dalam memahami al-Qur`an. Beberapa ulama mencoba untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an dengan menggunakan bahasa lokal atau bahasa daerah di mana tafsir itu nantinya ditujukan seperti Tarjumān al-Mustafid yang menggunakan bahasa melayu dengan huruf Arab. 

Pada artikel ini, pemakalah mencoba membahas mengenai karya tafsir KH. Muhammad Saleh bin Umar al-Samarani Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān kajian terhadap corak dan metode KH. Muhammad Saleh bin Umar as-Samarani dalam menafsirkan al-Qur`an.


Biografi
KH. Saleh Darat (selanjutnya akan disebut Mbah Saleh) mempunyai nama asli Muhammad Saleh bin Umar, nama yang diberikan orang tuanya kyai Umar yag menurut banyak kabar merupakan salah seorang pejuang dalam perang jawa yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro melawan kolonial belanda. Mbah Saleh lahir di desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah sekitar tahun 1820 M. 

Layaknya seorang putra Kyai, Mbah Saleh sejak umsia 6 tahun mendapat pendidikan langsung dari Ayahnya, terutama dalam ilmu agama yang yang dalam hal ini berpusat pada pelajaran al-Qur`an serta beberapa do’a pendek dan ilmu Tajwid.  Setelah menyelesaikan pendidikan dari ayahnya, beliau kemudian belajar ilmu alat, Fikih, dan Tafsir kepada para kyai seperti Kyai R. Muhammad Salih bin Asnawi di kudus, Kyai. Ishaq di Semarang, Kyai Sahid di Pati, dan beberapa kyai lainya di sekitar pesisir utara Jawa Tengah.  

Mbah Saleh kemudian pergi ke Makkah untuk menambah wawasan ilmu agama. Di antara guru-guru beliau ketika di Makkah Syeikh Muhammad al-Maqrī al-Maṣrī al-Makkī, Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah, Syeikh Muhammad bin Zaini Dahlan, Syeikh Ahmad al-Naḥrawī al-Maṣrī al-Makkī, Syeikh Muhammad Salih al-Zawawī al-Makkī, Syeikh Umar al-Syamī, Syeikh al-Sanbulawi al-Maṣrī, Syeikh Jamal, seorang mufti madzhab Hanafi, dan Kyai Sahid. Beliau belajar mulai dari Fikih, Tasawwuf, Gramatikal Arab, dan Tafsir.  

Tidak diketahui secara pasti kapan Mbah Saleh pulang ke tanah air. Dalam catatan hanya mencantumkan bahwa setalah berada di Tana Air, beliau menjadi tenaga pengajar di sebuah pesantren di Purworjo, Jawa Tengah. Tepatnya di pesantren Salatiang, Desa Maron, Loana, yang pada waktu itu diasuh oleh Kyai Zain al-Alim. 

Pada tahun 1870, Mbah Saleh mendirikan sebuah Pesantren di Darat, Semarang. Pesantren yang sederhana namun banyak murid-muridnya yang kemudian hari menjadi ulama terkenal. Di antara murid-murid beliaiu adalah KH. Ahmad Dahlan, pendiri Ormas Muhammadiyah, KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Ormas NU, KH. R. Dahlan dari termas, KH. Munawir dari Krapyak, KH. Abdul Hamid dari Kendal, dan beberapa murid lain.  Selain itu ia juga merupakan guru sepritual dari toko emansipasi perpemuan Indonesia R.A. Kartini. 

Semasa hidupnya dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama baik di dalam maupun di luar pesantren, Mbah Saleh juga tidak disibukkan dengan pengajaran saja, beliau juga aktif dalam menulis untuk menjawab problem sosial yang dihadapi di masyarakat. Karya-karyanya pun mencakup bebagai macam ilmu, seperti tafsir Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān, Kitāb Ḥadīth al-Mi’rāj, Kitāb Manāsik Kayfiyah al-Ṣalaḥ al-Musāfirīn, Tarjamah Sabīl al-‘Abīd ‘Alā Jawharat al-Tawhīd, Manāsik al-Ḥajj wa al-‘Umrah wa Adāb al-Ziyārah, Matn al-Ḥikām, dan masih banyak karya-karya lainnya.

Mbah Saleh wafat di Semarang pada hari Jum’at Legi tanggal 28 Ramadhan 1321 H. bertepatan dengan 18 Desember 1903 M. dan dimakamkan di pemakaman umum Bergota Semarang. Meskipun wafatnya pada tanggal 28 Ramadhan, masyarakat memperingati Haulnya pada tanggal 10 Syawal. 

Sejarah Penulisan Tafsir Fayḍ al-Raḥmān
Diungkapkan oleh salah satu sumber bahwa latar belakang dari penulisan tafsir ini adalah karena Mbah Saleh ingin orang awam yang tidak dapat berbahasa arab, khususnya orang jawa dapat memahami kandungan isi al-Qur`an yang menggunakan bahasa Arab. Hal ini oleh salah satu sumber dapat diketahui dari muqadimah tafsir tersebut. 

اع ﺣﺎﱃ اﻧﻴﻌﺎﱃ اﻋﺴﻮن ﻏﺎﻟﱯ ووع ﻋﺠﻢ اورا اﻧﺎ ﻓﺪا اﻋﻦ-اﻋﻦ اع ﻣﻌﻨﺎﱐ ﻗﺮأن ﻛﺮان ارﻩ اور ﻋﺮﺗﻰ ﻣﻌﻨﺎﱏ ﻛﺮان ﻗﺮأن ﲤﻮروﱏ ﻛﻠﻮن ﺑﺴﺎ ﻋﺮب ﻣﻚ اراﻩ ﻣﻌﻜﻨﻮ دادي ﳒﺎ اﻋﺴﻮن ﻛﺎوى ﺗﺮﲨﻬﻲ ﻣﻌﻨﺎﱏ ﻗﺮأن.
Saya melihat secara umum pada orang-orang awam tidak ada yang memperhatikan tentang maknanya al-Qur`an karena tidak tahu caranya dan tidak tahu maknanya karena al-Qur`an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab, maka dari itu saya bermaksud membuat terjemahan arti al-Qur`an.

Memang benar apa yang dikatakan oleh Mbah Saleh bahwa orang awam sulit untuk dapat mengerti maksud dari ayat al-Qur`an jika tidak diterjemahkan ke bahasa yang mudah dipahami. Bahkan yang sudah dikatakan mampu pun masih menemukan kesulitan untuk menemukan maksud dari suatu ayat.
R.A Kartini, salah satu putri dari Bupati Jepara R.M.A.A Sosroningrat yang lahir pada tahun 1878, mempunyai andil besar atas tertulisnya tafsir ini.  Riwayat yang ada menceritakan bahwa ketika Kartini sedang berada di Demak dalam kunjungan ke rumah pamanya, ia menyempatkan diri untuk mengikuti pengajian tafsir surat al-Fātiḥah yang disampaikan oleh Mbah Saleh di pendopo Kabupaten dengan menggunakan bahasa lokal (Verakulalisasi).  Kartini tertarik dengan model pengajaran yang disampaikan Mbah Saleh yang berbeda dengan pengajaran yang sebelumnya pernah diikuti oleh Kartini di tempat lain. 

Sebagai catatan, sebelum pertemuan dengan Mbah Saleh, Kartini mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan ketika sedang mempelajari Islam. Ia dimarahi oleh gurunya lantaran bertanya tentang arti dari ayat al-Qur`an. Setalah mengikuti pengajian dari Mbah Saleh tersebut, pada satu pertemuan ia meminta Mbah Saleh untuk menerjemahkan al-Qur`an supaya mudah diketahui artinya. 
Permintaan Kartini pun diamini oleh Mbah Saleh dengan melawan peraturan penjajah waktu itu yang melarang orang menerjemahkan al-Qur`an. Puncaknya ketika R.A Kartini menikah dengan seorang Bupati Rembang, kitab Tafsir yang hanya berisikan empat surat mulai dari al-Fātiḥah sampai al-Nisā` dan bertuliskan arab pegon dihadiahkan oleh Mbah Saleh sebagai kado pernikahan Kartini. Tak lupa, tulisan tersebut oeh Mbah Saleh dinamai dengan tafsir Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān.

Karakter Tafsir Fayḍ al-Raḥmān
Tafsir dengan berbagai macam bentuk yang berkembang sajak pertama kali dikodifikasi, menghasilkan beraneka ragam corak dan kecenderungan yang bervariatif. Perbedaan tersebut terjadi akibat beberapa faktor baik dari segi internal penafsir, seperti keluasan ilmu yang dikuasai sampai segi eksternal, seperti zaman dan lingkungan yang mengitari kehidupan penafsir.

Mbah Saleh dalam menulis tafsir Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān menggabungkan dua meodel sekaligus, yaitu dengan menafsirakan secara tekstual dan Ishārī.  Untuk model Ishārī beliau telah menjelaskan di Muqadimah tafsir tersebut bahwa sebenarnya tidak diperbolehkan menafsiri al-Qur`an dengan Tafsir Ishārī ¬jika belum mengetahui tafsir secara Ẓāhir. 

Mengenai sistematika yang digunakan oleh Mbah Saleh, beliau menafisiri ayat sesuai dengan urutan mushaf. Mulai dari surat al-Fātiḥah sampai surat al-Nisā` dengan menyebutkan satu ayat kemudian beliau tafsiri dengan panjang lebar. Pada setiap awal surat beliau memulai dengan memberikan penjelasan mengenai surat tersebut, apakah Makiyyah atau Madaniyyah disertai pendapat-pendapat ulama lain. Selain itu juga disebutkan penjelasan mengenai jumlah ayat, kalimat dan huruf yang ada pada surat tersebut. 

adapun contoh penafsiran dari tafsir ini adalah:
سورة الفاتحة مكية أو مدنية أو مكية مدنية
اتوي سورة فاتحة ايكو نزولى قبل هجرة ديني نماني مكية موعكوه كرساني امام البيضاوي لن كرساني اكثر العلماء. لن تموروني ايكو سوسي دين فرضؤاكن صلاة المكتوبة لن سوسي تموروني سورة اقراء لن يأيها المدّثر. لن عنديكا امام مجاهد ستوهوني  ايكي فاتحة  تموروني بعد الهجرة ديني نماني مدانية ناليكاني دين ايعواكن صلاة مارع كعبة.
Surat fatihah itu turunya sebelum hijrah dan dinamakan surat makiyyah menurut imam al-Bayḍāwī dan kebanyakan ulama. Dan turunya ayat ini sesudah difardlukannya salat al-maktūbah setelah surat Iqra` dan al-Muddaththir. Menurut imam mujahid sesunggunya fatihah ini turunnya setelah hijrah dan dinamakan madaniyyah ketika arah kiblat dialihkan ke ka’bah.     

Setelah menjelaskan tentang surat, kemudian beliau memulai dengan menyebutkan satu atau penggalan ayat, lalu diterjemahkan dengan bahasa jawa, dan dilanjutkan dengan penafsiran Ishārī.

الحَمْدُ لِلهِ
أتوي سكابيهاني صفات كمالان إيكو كاكوعاني الله سبحانه و تعالى.
معنى الإشاري
أتوي ورناني فوجي إيكو تلو. سويجيني لمون موج حامد إع محمود كلوان ستعاه صفاتي كع محمودة إيـــــكو دي نماني ثنا.

Seluruh sifat kesempurnaan itu milik Allah Subhānahu Wa Ta’ālā.
Adapun macam-macam pujian itu ada tiga, salah satunya jika sesorang yang memuji kepada orang lain dengan setengah sifat yang terpuji maka itu dinamakan Thanā.

Sedangkan menegenai sumber yang digunakan oleh Mbah Saleh dalam tafsir Fayḍ al-Raḥmān, beliau merujuk pada pemahaman dari kitab tafsir al-Jalāyn, Mafātiḥ al-Ghayb karya Imam al-Rāzi dan Kitab Lubāb at-Ta`wīl karya Imam al-Khāzin.  Dari rujukan-rujukan yang beliau ambil setidaknya terdapat asumsi bahwa beliau memadukan antara tafsir bi al-Ma`thūr dan bi al-Ra`ī. Tafsir ini berjumlah dua jilid, jilid satu sebanyak 503 halaman terdiri dari surat al-Fātiḥah sampai surat al-Baqarah, sedangkan jilid dua sebanyak 705 halaman terdiri dari 705 halaman.  

Dari contoh penafisran di atas, tidak salah jika tujuan Mbah Saleh dalam menafisri al-Qur`an dengan menggunakan bahasa lokal supaya dapat dipahami oleh orang awam. Dan perlu untuk diketahui juga bahwa tafsir karya Mbah Saleh ini merupakan tafsir pertama yang menggunakan bahasa jawa dan ditulis dengan arab pegon .

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa KH. Saleh Darat yang mempunyai asli Muhammad Saleh bin Umar lahir sekitar tahun 1820 di desa Jumbleng, Mayong, Kabupaten Jepara. Terdidik dari keluarga yang religius. Dari kecil sudah mendapatkan pedidikan agama langsung dari ayahnya, perjalanan pendidikannya sampai di Makkah dan berguru kepada ulama-ulama tekenal seperti Syeikh Muhammad al-Maqri al-Maṣrī al-Makkī, Syeikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah.
Mbah Saleh merupakan orang yang produktif dalam menulis, salah satu karya yang paling monumental adalah nama Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān yang beliau tulis dengan menggunakan huruf Arab Pegon berbahasa Jawa. Tokoh emnnasipasi wanita indonesia, RA. Kartini tak luput dari perhatian terkait munculnya tafsir ini, karena atas permintaannya Mbah Saleh bersedia untuk menulis Tafsir berbahasa jawa. 

Tafsir ini hanya terdiri dari empat surat awal dalam musḥaf al-Qur`an, mulai dari surat al-Fātiḥah sampai surat al-Baqarah. Sistematika penulisanya menggnakan urutan musḥaf dengan menyebutkan nama surat dilanjutkan dengan satu atau penggalan ayat. Corak yang ditampilkan dalam tafsir lebih condong kepada tafsir Ishārī yang dipadukan dengan penafsiran Ẓahir. Tafsir Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān ini merupakan tafsir al-Qur`an pertama di Nusantara yang menggunakan bahasa jawa dengan aksara arab pegon.

Daftar Pustaka
Gusmian, Islah. “Bahasa dan Aksara Tafsir Al-Qur`an di Nusantara” dalam jurnal Tsaqofa Vol 6, No. 1, April 2010, IAIN Surakarta.

Masrur, M. “Kyai Soleh Darat, Tafsir Faid al-Rahman dan RA. Kartini”, dalam jurnal at-Taqaddum Vol 4, No. 1, Juli 2012.

Mudzakiron, “Pola Redaksi Matan Hadis Dalam Kitab Majmu’ah al-Syari’ah karya K.H. Saleh Darat”, dalam jurnal Religia Vol. 18 No. 2. Oktober 2015, STAIN Pekalongan.

Nasih, Muhammad. “Kualitas Hadis-Hadis dalam Kitab tafsir Faiḍ al-Rahman Karya Kiai Saleh Darat (surat al-Fatihah)”. Skripsi di IAIN Walisongo 2015.

Saepudin, Didik. “Epistemologi Tafsir Faid al-Rahman”. Skripsi di UIN SUKA 2015.

Surur, Misbahus. “Metode dan Corak Tafsir Faidh al-Rahman Karya Muhammad Shaleh bin Umar as-Samarani”. Skripsi di IAIN Walisongo 2011.

Umar, Muhammad Saleh bin. Fayḍ al-Raḥmān fī Tarjamāt Tafsīr Kalām Malik al-Dayyān. Manuskrip.
Kumpulan Makalah 1187003339115759123

Posting Komentar

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    BalasHapus
  2. Okay then...

    This might sound a little weird, and maybe even a little "strange"

    HOW would you like it if you could just press "PLAY" to listen to a short, "musical tone"...

    And magically attract MORE MONEY to your life???

    And I'm really talking about thousands... even MILLIONS of DOLLARS!!!

    Sound too EASY??? Think this couldn't possibly be for REAL?!?

    Well, Let me tell you the news...

    Many times the greatest blessings in life are also the SIMPLEST!!!

    In fact, I will provide you with PROOF by allowing you to PLAY a real-life "miracle wealth building tone" I developed...

    You just hit "PLAY" and watch money coming right into your life. starting almost INSTANTLY.

    CLICK here NOW to experience the marvelous "Miracle Abundance Tone" as my gift to you!!!

    BalasHapus

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts

Twitter

Random Posts

Jasa Pembuatan Makalah

Flickr Photo

Recent Comments