1735262163458753
Loading...

PANDANGAN AL-QUR'AN TENTANG SABAR




PANDANGAN AL-QUR’AN TENTANG SABAR
Oleh: Ahmad Murtadlo
I.       Pendahuluan
Kita semua tahu bahwa ada orang yang mudah merasa jengkel, yang mudah kehilangan kesabaran dan mudah marah. Di dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang, menunggu seseorang bisa menjadi sangat menjengkelkan. Kita hidup di dalam masyarakat yang menginginkan kesenangan instan di mana ketidaksabaran, ketidaktoleransian, sensistif yang berlebihan dan kemarahan yang impulsive menjadi begitu lazim.
Kesabaran memberikan sebuah contoh yang Ilahi bagi orang lain. Di dalam jaman yang penuh dengan pengharapan instan dan tekanan, kesabaran kita terhadap orang lain memisahkan kita dari dunia ini. Mengembangkan kesabaran demi menghasilkan kehidupan yang berbuah dengan terus berhubungan dengan Tuhan, Hal ini membutuhkan usaha dari diri kita dan kerjasama dengan apa yang Tuhan akan lakukan. Seseorang bisa menjadi sabar jika dia memahami apa yang sedang terjadi di dalam situasi tertentu. Ketidak-tahuan menghasilkan ketidaksabaran.
Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan membahas tentang sabar mulai dari pengertiannya, kategori-kategori sabar, ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang sabar, dan faedahnya.
II.    Pengertian Sabar
Secara harfiah sabar berasal dari kata abara-yabiru-abran yang artinya menahan atau mengekang. Sabar adalah menahan diri dari bersikap, berbicara, dan bertingkah laku yang tidak dibenarkan oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā dalam berbagai keadaan yang sulit, berat dan mencemaskan. Sabar juga bermakna ketabahan  dalam menerima suatu kesulitan dan kepahitan, baik secara jasmani seperti menanggung beban dengan badan berupa beratnya suatu pekerjaan,sakit,dan sebagainya, juga sabar secara rohani seperti menahan keinginan yang tidak benar.[1] Dalam kamus bahasa Indonesia sabar di artikan dengan tahan menghadapi cobaan, tidak cepat marah, tidak cepat berputus asa, tabah, tidak terburu nafsu.[2]
Kata sabar mengandung makna yang sedemikian luas dalam berbagai keadaan, sehingga istilahnya pun berbeda-beda. Ketika seseorang mendapatkan musibah, dia harus bersabar yang lawannya adalah jaza’u (keluh kesah). Ketika dia hidup berkecukupan atau berlebihan dia harus mengendalikan nafsu yang disebut dengan zuhud yang kebalikannya adalah serakah.
Jika dia menghadapi peperangan, kesabarannya disebut disebut dengan syaja’ah (berani), bukan jubnu (takut atau pengecut), jika dia sedang marah kesabarannya adalah lemah lembut (al-hilmu) yang lawannya adalah emosional, jika dia menghadapi bencana, sabarnya adalah berlapang dada, jika dia menyimpan perkataan (rahasia), sabarnya adalah kitmaanus-sirri, jika dia memperoleh sesuatu yang tidak banyak, sabarnya adalah qana’ah (menerima).
Sabar merupakan sesuatu yang amat penting untuk dimiliki oleh setiap muslim, bahkanxxxxxxxxx ini merupakan sesuatu yang harus diutamakan, karena begitu banyak ujian dan tantangan hidup yang semuanya itu harus dihadapi dengan kesabaran. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā Berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan. (Ali-Imran : 186)

III. Gambaran al-Qur’an Tentang Sabar
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya.[3] Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah Subḥānahu wa Ta’ālā, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam:
1. Sabar merupakan perintah Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan tergesa-gesa/ tidak sabar, sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf : 35), "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah Subḥānahu wa Ta’ālā berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah Subḥānahu wa Ta’ālā senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." Inilah diantara gambaran al-Qur’an tentang sabar.[4]
IV. Kategori-Kategori Sabar
Seorang muslim harus bersabar dalam berbagai keadaan dan bentuknya dalam kehidupan ini. Secara garis besar, sabar bisa dikelompokkan menjadi dua : yaitu sabar jasmani dan rohani. Dalam al-Qur’an dan Hadist telah menyabutkan beberapa bentuk-bentuk atau kategori-kategori kesabaran yang harus kita tunjukkan, bentuk-bentuknya sebagai berikut.
1.      Sabar dalam ibadah dan ketaatan
Sabar dalam ibadah dan ketaatan berarti selalu menjalankan keharusan kita kepada Allah Subḥānahu wa Ta’ālā . Untuk beribadah dan menaati-Nya, apapun situasi dan kondisi yang kita hadapi.
2.      Sabar dalam menghadapi ejekan
Dalam hidup ini kadangkala ada manusia yang tidak senang atau tidak suka kepada kita, baik karena apa yang kita miliki maupun karna kebaikan yang kita lakukan. Ketidaksukaan mereka ditunjukkan dalam bentuk mengejek dan menghina. Menghadapi hal ini, seorang muslim harus memiliki kesabaran agar tidak menuruti keburukan yang mereka inginkan atau kemarahan yang kita tunjukkan kepadanya secara berlebihan.
3.      Sabar dalam memperoleh kebutuhan, menghadapi cobaan dunia, dan menghadapi musibah
Setiap manusia memiliki kebutuhan konsumsi dalam hidupnya yang harus diusahakan dengan sunguh – sungguh dan penuh kesabaran. Namun, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā kadangkala menguji manusia dengan berkurangnya kebutuhan hidup itu, ditambah lagi ujian dengan terjadinya musibah, yakni sesuatu yang tidak menyenangkan menimpa seseorang. Bila musibah kepada Allah menimpa, sebagai muslim idealnya kita menyikapinya dengan penuh kesabaran yang ditunjukkan dengan mengucapkan bahwa segala sesuatu dari Allah dan akan kembali kepadaNya.
4.      Sabar dalam menunggu ketetapan Allah Subḥānahu wa Ta’ālā
Ada banyak ketetapan Allah yang berlaku dalam kehidupan ini, ketika sakit ada saat sembuh, ketika kalah ada saat menang dan begitulah seterusnya. Kaum muslimin harus bersabar menunggu berlakunya ketetapan itu, namun dia tetap harus berusaha dan berdoa yang disertai dengan pujian kepada Allah, khususnya pada saat bangun malam untuk bertahajud agar mendapat ketetapan yang baik dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā .
5.      Sabar dalam menunggu janji Allah Subḥānahu wa Ta’ālā
Didalam Al- Quran, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dengan janji-janji yang menyenangkan dalam kehiupan di dunia maupun di akherat.belum diwujudkannya janji Allah itu dalam kehidupan dunia kadangkala membuat orang yang beriman bertanya- tanya tentang kebenaran janji itu, bahkan bisa jadi menimbulkan buruk sangka kepada Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. Oleh sebab itu, kaum muslimin harus tetap yakin bahwa janji Allah itu benar dan jangan sampai anggapan orang yang tidak beriman kepada Allah membuat kaum muslimin menjadi gelisah hatinya dan ragu kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam firmannya:
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlahorang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (QS. al-Ruum : 60)

6.      Sabar dalam keinginan Nafsu
Setiap manusia memiliki banyak keinginan. Pada dasarnya keinginan-keinginan itu boleh saja dituruti dan dipenuhi,namun tetap dalam kendali,sehigga manusia tidak menghalalkan berbagai cara untuk bisa memenuhinya. Untuk itu diperlukan kesabaran dari berbagai keinginan yang dikelompokkan menjadi empat:
            Pertama, sabar dari memperturutkan kesenangan dan kemewahan dunia. Hal ini karena kesenangan dunia merupakan ujian dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. yang tidak boleh membuat kita lupa, baik lupa dalam mencarinya sehingga menghalalakan segala cara, maupun lupa saat menikmatinya sehigga tidak pandai bersyukur dan tidak menyedekahkan bagi yang lebih membutuhkan. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  mengingatkan tentang ini dalam firman-Nya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikansebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanyakepada Kami lah kamu dikembalikan.( QS. al-Anbiyaa’ : 35)

Kedua, sabar dari menghendaki apa yang dimiliki orang lain, sehingga kita tidak tergiur atas sesuatu yang dimiliki orang lain,apalagi untuk menghalalkannya dengan berbagai cara. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā Berfirman:
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya.  Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. ( Q.s. Thahaa : 131)
Ketiga, sabar dalam menuruti nafsu seksual. Ini merupakan perkara yang berat, namun bukan berarti jika tidak bisa menaklukkannya. Karenanya bagi orang-orang yang sudah siap menikah, dia harus segera menikah dan bila belum mampu dia harus bersabar dengan mengendalikan diri, agar jangan sampai melakukan perzinahan yang amat keji dan berbahaya bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā . Berfirman:
Dan barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki biaya untuk menikah dengan wanita merdekayang beriman, maka (dihalalkan bagi kalian untuk) menikahi budak wanita yang beriman. Allah mengetahui keimanan kalian, sebagian dari sebagian yang lainnya. Karena itu, nikahilah budak tersebut atas izin tuannya dan berikahlah mahar yang pantas kepada mereka. (dengan syarat) budak wanita tersebut menjaga dirinya. Mereka bukanlah pezina dan bukan wanita yang mempunyai lelaki simpanan. Apabila mereka sudah menikah lalu dia berzina maka hukuman bagi mereka adalah setengah dari hukuman wanita merdeka. Hal itu bagi orang yang takut akan terjerumuskepada perzinaan. Tetapi jika kalian bersabar, itulah yang lebih baik untuk kalian. Dan Allah itu maha pengampun lagi penyayang. (Q.s. An- Nisaa’ : 25)

Keempat, sabar dari memperturutkan kemarahan, sehingga kita ketika marah kepada orang lain tidak selalu kemarahan itu harus dilampiasakan, meskipun kita bisa menunjukkanya. Hal ini disebabkan oleh bersikap sabar, apalagi dengan memaafkan kesalahan orang lain menjadi lebih baik. Namun, bila mau membalas kesalahan orang lain hal itu tidak dilakukan secara berlebihan.
7.      Sabar Atas beban Dakwah
Dakwah merupakan kewajiban atau tanggung jawab yang sangat mulia untuk dilaksanakan. Sebab, selain melanjutkan tugas para nabi, dakwah amat dibutuhkan oleh manusia dalam berbagai situasi dan kondisi. Namun, tidak sedikit manusia yang tidak suka dengan dakwah. Mereka bukan hanya menolak pesan-pesan dakwah, dan mengganggu para dai baik secara fisik maupun mental. Maka dari itu para dai harus tetap bersabar dalam arti terus melanjutkan tugas dakwah meskipun resikonya tidak menyenangkan.
8.      Sabar dalam perang
              Perang merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan secara duniawi, selain melelahkan dan menakutkan. Perang juga menuntut pengorbanan, tidak hanya dengan harta dan tenaga tetapi dengan jiwa sekaligus. Karena itu, diperlukan kesabaran dalam arti tetap berada dalam medan perang, sehingga Allah akan selalu bersamanya yang membuat pertolongan akan diberikan kepadanya hingga kemenangan bisa diraih. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā . Berfirman dalam surat al- Anfaal : 45-46.
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) óOçGŠÉ)s9 Zpt¤Ïù (#qçFç6øO$$sù (#rãà2øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWŸ2 öNä3¯=yè©9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÍÎÈ   (#qãèÏÛr&ur ©!$# ¼ã&s!qßuur Ÿwur (#qããt»uZs? (#qè=t±øÿtGsù |=ydõs?ur ö/ä3çtÍ ( (#ÿrçŽÉ9ô¹$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB šúïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÍÏÈ
 
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

9.      Sabar dalam hubungan dengan manusia
Setiap muslim harus berusaha menjalin hubungan yang sebaik mungkin kepada orang lain, baik muslim maupun non muslim. Namun, kadangkala tidak semua sikap dan tingkah laku mereka kita sukai. Meskipun demikian, ketidaksukaan kita terhadap sikap dan tingkahlaku orang laintidak boleh membuat kita tidak mau menjalin hubungan dengan baik, karena bisa jadi sikap dan tingkahlakunya yang lain bisa kita senangi.
Sikap sabar dalam menjalin hubungan yang bersifat manusiawi harus kita kembangkan, apalagi kepada orang tua sendiri, terlebih kepada istri.  Bila kita memiliki kesabaran dalam berhubungan dengan sesama manusia, ada banyak kebaikan yang kita peroleh.[5]
V.    Beberapa Ayat Tentang Sabar
 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung. (‘Ali ‘Imraan: 200)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah:155)
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar:10)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (Asy-Syuuraa: 43)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah:153)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian. (Muhammad: 31)



VI. Faedah Sabar dalam al-Qur’an
1.      Allah memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, berdasarkan firman-Nva: "Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar, dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (QS. An-Nahl : 96).
2.      Orang-orang yang sabar diberi balasan tanpa batas, seperti firman-Nya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS. Az-Zumar : 10).
3.      Orang-orang yang sabar mendapatkan kabar gembira, tertera di dalam firman-Nya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, "kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan juga buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al-Baqarah : 155).
4.      Jaminan pertolongan bagi orang-orang yang sabar sesuai dengan firman Allah Subḥānahu wa Ta’ālā :  "Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bertaqwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda". (QS. Ali Imran ayat 125).
5.      Di samping itu juga telah bersabda Rasulullah saw. sebagai berikut: "Dan ketahuilah bahwa pertolongan itu beserta kesabar¬an". Pengabaran dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. bahwa orang-orang yang sa¬bar adalah orang-orang yang mulia, firman Allah : "Tetapi barangsiapa yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diuta¬makan". (QS. Asy-Syuuraa : 43).
6.      Pengabaran dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. bahwa pahala amal sholeh hanya layak diperoleh orang-orang yang sabar seperti firman Allah Subḥānahu wa Ta’ālā : "Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, ketahuilah pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al- Qashash : 80).
7.      Pengabaran bahwa hanya orang-orang yang bersabar yang bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari ayat-ayat Allah, sesuai dengan firman-Nya adalah sebagai berikut : "Keluarkanlah kaumku dari gelap gulita kepada terang benderang, dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah, sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda- (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang penyabar dan banyak bersyukur". (QS. Ibrahim : 5).
8.      Pengabaran bahwa keberuntungan yang diharapkan keselamatan dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surga, diperoleh oleh orang-orang karena kesabaran mereka, firman-Nya : "Dan para Malaikat masuk ke tempat-tempat dari semua pintu (sambil mengucapkan), "Keselamatan bagi kalian berkat kesabaran kalian", maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu". (QS. Ar-Ra'd ; 24).
9.      Sabar mempusakakan derajat kepeloporan dan kepemimpinan. Saya pernah mendengar Syaikhul Islam berkata: "Dengan kesabaran dan keyakinan dapat diperoleh kepemimpinan di dalam Agama, lalu dia membaca ayat: "Dan jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami": (QS. As-Sajdah : 24).[6]
Allah Subḥānahu wa Ta’ālā mengaitkan kesabaran dengan berbagai posisi dalam Islam, iman, keyakinan, taqwa, tawakkal, syukur, amal sholeh, rahmat dan lain sebagainya, karena itu sabar adalah termasuk sebagian dari iman, seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada artinya iman bagi seseorang yang tidak memiliki kesabaran, sebagaimana tidak ada artinya tubuh tanpa kepala, Umar bin al-Khathab berkata: "Hidup yang paling baik adalah yang kami lalui dengan kesabaran".
VII.    Kesimpulan
Secara harfiah, sabar berasal dari kata abara-Yabiru-abran yang artinya menahan atau mengekang. Sabar adalah menahan diri dari bersikap,berbicara, dan bertingkah laku yang tidak dibenarkan oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. Seorang muslim harus bersabar dalam berbagai keadaan dan bentuknya dalam kehidupan ini. Secara garis besar, sabar bisa dikelompokkan menjadi dua : yaitu sabar jasmani dan rohani.
Sabar mempunyai banyak keutamaan diantaranya adalah : Menimbulkan kekuatan yang berlipat, memperoleh balasan yang lebih baik, karunia yang utama, memperoleh kebahagiaan, memperoleh ampunan dan pahala yang besar, selalu bersama Allah, memperoleh keberuntungan dan masuk surga dengan disambut para malaikat.
Ada beberapa hal yang dapat merusak sabar diantaranya adalah : Tergesa- gesa ( Isti’jal ), marah ( al-Gadhab), bersedih hati dan bersempit dada serta putus asa.

DAFTAR PUSTAKA
al-Khudhari, Muhammad bin Abdul Aziz, Hakekat Sabar Menurut al-Qur’an, Jakarta: Darul Haq, 2000
Departmen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Edisi 2002
Kamilin, Sabar, http://kamilin27.blogspot.com/2014/09/makalah-sabar-kelompok-3.html
Nofia, Sabar, http://nofianatulh.blogspot.com/2012/05/makalah-tentang-sabar.html
Purwanto, dkk. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Piranti, 2004
Rasi’in, al-Qur’an Hadith, Semarang: PT. Karya Toha Putra , 2009


[1] Rasi’in, al-Qur’an Hadith, (Semarang: PT. Karya Toha Putra , 2009), h.34
[2] KBBI.
[3] Purwanto, dkk. Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Piranti, 2004), h. 93
[4] Nofia, Sabar, http://nofianatulh.blogspot.com/2012/05/makalah-tentang-sabar.html
[5] al-Khudhari, Muhammad bin Abdul Aziz, Hakekat Sabar Menurut al-Qur’an, (Jakarta: Darul Haq, 2000), h. 81-87
[6] Kamilin, Sabar, http://kamilin27.blogspot.com/2014/09/makalah-sabar-kelompok-3.html
Kumpulan Makalah 4780528299826047328

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

Popular Posts

Twitter

Random Posts

Jasa Pembuatan Makalah

Flickr Photo

Recent Comments