PANDANGAN AL-QUR'AN TENTANG SABAR
http://kaweruh99.blogspot.com/2015/05/pandangan-al-quran-tentang-sabar_24.html
PANDANGAN AL-QUR’AN TENTANG SABAR
Oleh: Ahmad Murtadlo
I.
Pendahuluan
Kita semua tahu bahwa ada orang yang mudah
merasa jengkel, yang mudah kehilangan kesabaran dan mudah marah. Di dalam dunia
yang serba cepat seperti sekarang, menunggu seseorang bisa menjadi sangat
menjengkelkan. Kita hidup di dalam masyarakat yang menginginkan kesenangan
instan di mana ketidaksabaran, ketidaktoleransian, sensistif yang berlebihan
dan kemarahan yang impulsive menjadi begitu lazim.
Kesabaran memberikan sebuah contoh yang Ilahi
bagi orang lain. Di dalam jaman yang penuh dengan pengharapan instan dan
tekanan, kesabaran kita terhadap orang lain memisahkan kita dari dunia ini.
Mengembangkan kesabaran demi menghasilkan kehidupan yang berbuah dengan terus
berhubungan dengan Tuhan, Hal ini membutuhkan usaha dari diri kita dan
kerjasama dengan apa yang Tuhan akan lakukan. Seseorang bisa menjadi sabar jika
dia memahami apa yang sedang terjadi di dalam situasi tertentu. Ketidak-tahuan
menghasilkan ketidaksabaran.
Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan
membahas tentang sabar mulai dari pengertiannya, kategori-kategori sabar,
ayat-ayat al-Qur’an yang menerangkan tentang sabar, dan faedahnya.
II.
Pengertian Sabar
Secara harfiah sabar
berasal dari kata Ṣabara-yaṣbiru-ṣabran yang artinya menahan atau mengekang. Sabar adalah menahan diri dari
bersikap, berbicara, dan bertingkah laku yang tidak dibenarkan oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā dalam berbagai keadaan yang sulit, berat dan mencemaskan. Sabar juga
bermakna ketabahan dalam menerima suatu
kesulitan dan kepahitan, baik secara jasmani seperti menanggung beban dengan
badan berupa beratnya suatu pekerjaan,sakit,dan sebagainya, juga sabar secara
rohani seperti menahan keinginan yang tidak benar.[1]
Dalam kamus bahasa Indonesia sabar di artikan dengan tahan menghadapi cobaan,
tidak cepat marah, tidak cepat berputus asa, tabah, tidak terburu nafsu.[2]
Kata sabar mengandung
makna yang sedemikian luas dalam berbagai keadaan, sehingga istilahnya pun berbeda-beda.
Ketika seseorang mendapatkan musibah, dia harus bersabar yang lawannya adalah
jaza’u (keluh kesah). Ketika dia hidup berkecukupan atau berlebihan dia harus
mengendalikan nafsu yang disebut dengan zuhud yang kebalikannya adalah serakah.
Jika dia menghadapi
peperangan, kesabarannya disebut disebut dengan syaja’ah (berani), bukan jubnu
(takut atau pengecut), jika dia sedang marah kesabarannya adalah lemah lembut
(al-hilmu) yang lawannya adalah emosional, jika dia menghadapi bencana,
sabarnya adalah berlapang dada, jika dia menyimpan perkataan (rahasia),
sabarnya adalah kitmaanus-sirri, jika dia memperoleh sesuatu yang tidak banyak,
sabarnya adalah qana’ah (menerima).
Sabar merupakan sesuatu
yang amat penting untuk dimiliki oleh setiap muslim, bahkanxxxxxxxxx ini merupakan sesuatu yang harus diutamakan, karena begitu banyak ujian
dan tantangan hidup yang semuanya itu harus dihadapi dengan kesabaran. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā Berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Kamu
pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar
banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan. (Ali-Imran
: 186)
III. Gambaran al-Qur’an Tentang Sabar
Dalam
al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika
ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut dalam al-Qur'an,
kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun
fi'ilnya.[3]
Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah Subḥānahu wa Ta’ālā, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang
ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa
macam:
1.
Sabar merupakan perintah Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. Hal ini sebagaimana yang
terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar."Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah
untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam
QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2.
Larangan tergesa-gesa/ tidak sabar, sebagaimana yang Allah firmankan (QS.
Al-Ahqaf : 35), "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai
keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab)
bagi mereka…"
3.
Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS.
2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa."
4.
Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam
surat Ali Imran (3: 146) Allah Subḥānahu wa Ta’ālā berfirman : "Dan Allah
mencintai orang-orang yang sabar."
5.
Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah Subḥānahu wa Ta’ālā senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah
berfirman (QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah
itu beserta orang-orang yang sabar."
6.
Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (13: 23 -
24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan
bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat
kesudahan itu." Inilah diantara gambaran al-Qur’an tentang sabar.[4]
IV.
Kategori-Kategori Sabar
Seorang muslim harus
bersabar dalam berbagai keadaan dan bentuknya dalam kehidupan ini. Secara garis
besar, sabar bisa dikelompokkan menjadi dua : yaitu sabar jasmani dan rohani. Dalam
al-Qur’an dan Hadist telah menyabutkan beberapa bentuk-bentuk atau
kategori-kategori kesabaran yang harus kita tunjukkan, bentuk-bentuknya sebagai
berikut.
1.
Sabar dalam ibadah dan ketaatan
Sabar dalam ibadah dan
ketaatan berarti selalu menjalankan keharusan kita kepada Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā . Untuk beribadah dan menaati-Nya, apapun situasi dan kondisi yang
kita hadapi.
2.
Sabar dalam menghadapi ejekan
Dalam hidup ini
kadangkala ada manusia yang tidak senang atau tidak suka kepada kita, baik
karena apa yang kita miliki maupun karna kebaikan yang kita lakukan.
Ketidaksukaan mereka ditunjukkan dalam bentuk mengejek dan menghina. Menghadapi
hal ini, seorang muslim harus memiliki kesabaran agar tidak menuruti keburukan
yang mereka inginkan atau kemarahan yang kita tunjukkan kepadanya secara
berlebihan.
3.
Sabar dalam memperoleh kebutuhan, menghadapi cobaan dunia, dan
menghadapi musibah
Setiap manusia memiliki
kebutuhan konsumsi dalam hidupnya yang harus diusahakan dengan sunguh – sungguh
dan penuh kesabaran. Namun, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā
kadangkala menguji manusia dengan
berkurangnya kebutuhan hidup itu, ditambah lagi ujian dengan terjadinya
musibah, yakni sesuatu yang tidak menyenangkan menimpa seseorang. Bila musibah
kepada Allah menimpa, sebagai muslim idealnya kita menyikapinya dengan penuh
kesabaran yang ditunjukkan dengan mengucapkan bahwa segala sesuatu dari Allah
dan akan kembali kepadaNya.
4.
Sabar dalam menunggu ketetapan Allah Subḥānahu wa Ta’ālā
Ada banyak ketetapan
Allah yang berlaku dalam kehidupan ini, ketika sakit ada saat sembuh, ketika
kalah ada saat menang dan begitulah seterusnya. Kaum muslimin harus bersabar
menunggu berlakunya ketetapan itu, namun dia tetap harus berusaha dan berdoa
yang disertai dengan pujian kepada Allah, khususnya pada saat bangun malam
untuk bertahajud agar mendapat ketetapan yang baik dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā .
5.
Sabar dalam menunggu janji Allah Subḥānahu wa Ta’ālā
Didalam Al- Quran,
Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā berjanji
kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dengan janji-janji yang
menyenangkan dalam kehiupan di dunia maupun di akherat.belum diwujudkannya
janji Allah itu dalam kehidupan dunia kadangkala membuat orang yang beriman bertanya-
tanya tentang kebenaran janji itu, bahkan bisa jadi menimbulkan buruk sangka
kepada Allah Subḥānahu
wa Ta’ālā. Oleh sebab
itu, kaum muslimin harus tetap yakin bahwa janji Allah itu benar dan jangan
sampai anggapan orang yang tidak beriman kepada Allah membuat kaum muslimin
menjadi gelisah hatinya dan ragu kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam firmannya:
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا
يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ
Maka
bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlahorang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu. (QS. al-Ruum : 60)
6.
Sabar dalam keinginan Nafsu
Setiap manusia memiliki
banyak keinginan. Pada dasarnya keinginan-keinginan itu boleh saja dituruti dan
dipenuhi,namun tetap dalam kendali,sehigga manusia tidak menghalalkan berbagai
cara untuk bisa memenuhinya. Untuk itu diperlukan kesabaran dari berbagai
keinginan yang dikelompokkan menjadi empat:
Pertama, sabar dari
memperturutkan kesenangan dan kemewahan dunia. Hal ini karena kesenangan dunia
merupakan ujian dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. yang
tidak boleh membuat kita lupa, baik lupa dalam mencarinya sehingga
menghalalakan segala cara, maupun lupa saat menikmatinya sehigga tidak pandai bersyukur
dan tidak menyedekahkan bagi yang lebih membutuhkan. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā mengingatkan tentang ini dalam firman-Nya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati.Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikansebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanyakepada Kami lah kamu
dikembalikan.( QS. al-Anbiyaa’ : 35)
Kedua, sabar dari menghendaki apa yang dimiliki
orang lain, sehingga kita tidak tergiur atas sesuatu yang dimiliki orang lain,apalagi
untuk menghalalkannya dengan berbagai cara. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā Berfirman:
Dan
janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai
mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal. ( Q.s. Thahaa : 131)
Ketiga, sabar dalam menuruti nafsu seksual. Ini
merupakan perkara yang berat, namun bukan berarti jika tidak bisa menaklukkannya.
Karenanya bagi orang-orang yang sudah siap menikah, dia harus segera menikah
dan bila belum mampu dia harus bersabar dengan mengendalikan diri, agar jangan
sampai melakukan perzinahan yang amat keji dan berbahaya bagi kehidupan
pribadi, keluarga, dan masyarakat. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā .
Berfirman:
Dan
barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki biaya untuk menikah dengan
wanita merdekayang beriman, maka (dihalalkan bagi kalian untuk) menikahi budak
wanita yang beriman. Allah mengetahui keimanan kalian, sebagian dari sebagian
yang lainnya. Karena itu, nikahilah budak tersebut atas izin tuannya dan
berikahlah mahar yang pantas kepada mereka. (dengan syarat) budak wanita
tersebut menjaga dirinya. Mereka bukanlah pezina dan bukan wanita yang
mempunyai lelaki simpanan. Apabila mereka sudah menikah lalu dia berzina maka
hukuman bagi mereka adalah setengah dari hukuman wanita merdeka. Hal itu bagi
orang yang takut akan terjerumuskepada perzinaan. Tetapi jika kalian bersabar,
itulah yang lebih baik untuk kalian. Dan Allah itu maha pengampun lagi
penyayang. (Q.s. An- Nisaa’ : 25)
Keempat, sabar dari memperturutkan kemarahan, sehingga
kita ketika marah kepada orang lain tidak selalu kemarahan itu harus
dilampiasakan, meskipun kita bisa menunjukkanya. Hal ini disebabkan oleh
bersikap sabar, apalagi dengan memaafkan kesalahan orang lain menjadi lebih
baik. Namun, bila mau membalas kesalahan orang lain hal itu tidak dilakukan
secara berlebihan.
7.
Sabar Atas beban Dakwah
Dakwah merupakan
kewajiban atau tanggung jawab yang sangat mulia untuk dilaksanakan. Sebab,
selain melanjutkan tugas para nabi, dakwah amat dibutuhkan oleh manusia dalam
berbagai situasi dan kondisi. Namun, tidak sedikit manusia yang tidak suka
dengan dakwah. Mereka bukan hanya menolak pesan-pesan dakwah, dan mengganggu
para dai baik secara fisik maupun mental. Maka dari itu para dai harus tetap
bersabar dalam arti terus melanjutkan tugas dakwah meskipun resikonya tidak
menyenangkan.
8.
Sabar dalam perang
Perang merupakan sesuatu yang
tidak menyenangkan secara duniawi, selain melelahkan dan menakutkan. Perang
juga menuntut pengorbanan, tidak hanya dengan harta dan tenaga tetapi dengan
jiwa sekaligus. Karena itu, diperlukan kesabaran dalam arti tetap berada dalam
medan perang, sehingga Allah akan selalu bersamanya yang membuat pertolongan
akan diberikan kepadanya hingga kemenangan bisa diraih. Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā . Berfirman dalam surat al- Anfaal : 45-46.
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) óOçGÉ)s9 Zpt¤Ïù (#qçFç6øO$$sù (#rãà2ø$#ur ©!$# #ZÏW2 öNä3¯=yè©9 cqßsÎ=øÿè? ÇÍÎÈ (#qãèÏÛr&ur ©!$# ¼ã&s!qßuur wur (#qããt»uZs? (#qè=t±øÿtGsù |=ydõs?ur ö/ä3çtÍ ( (#ÿrçÉ9ô¹$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB úïÎÉ9»¢Á9$# ÇÍÏÈ
Hai orang-orang yang beriman.
apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah
(nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. dan taatlah kepada Allah
dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu
menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.
9.
Sabar dalam hubungan dengan manusia
Setiap muslim harus
berusaha menjalin hubungan yang sebaik mungkin kepada orang lain, baik muslim
maupun non muslim. Namun, kadangkala tidak semua sikap dan tingkah laku mereka
kita sukai. Meskipun demikian, ketidaksukaan kita terhadap sikap dan
tingkahlaku orang laintidak boleh membuat kita tidak mau menjalin hubungan
dengan baik, karena bisa jadi sikap dan tingkahlakunya yang lain bisa kita
senangi.
Sikap sabar dalam
menjalin hubungan yang bersifat manusiawi harus kita kembangkan, apalagi kepada
orang tua sendiri, terlebih kepada istri.
Bila kita memiliki kesabaran dalam berhubungan dengan sesama manusia,
ada banyak kebaikan yang kita peroleh.[5]
V. Beberapa Ayat Tentang
Sabar
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan
kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri
kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung. (‘Ali ‘Imraan:
200)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah:155)
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
(Az-Zumar:10)
وَلَمَنْ
صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
Tetapi
orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diutamakan. (Asy-Syuuraa: 43)
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ
Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah:153)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ
Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kalian. (Muhammad: 31)
VI. Faedah Sabar dalam
al-Qur’an
1.
Allah
memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik, berdasarkan
firman-Nva: "Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang
yang sabar, dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan". (QS. An-Nahl : 96).
2.
Orang-orang
yang sabar diberi balasan tanpa batas, seperti firman-Nya: "Sesungguhnya
hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas". (QS. Az-Zumar : 10).
3.
Orang-orang
yang sabar mendapatkan kabar gembira, tertera di dalam firman-Nya: "Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan,
"kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan juga buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al-Baqarah : 155).
4.
Jaminan
pertolongan bagi orang-orang yang sabar sesuai dengan firman Allah Subḥānahu wa Ta’ālā : "Ya (cukup), jika
kalian bersabar dan bertaqwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan
seketika itu juga, niscaya Allah menolong kalian dengan lima ribu Malaikat yang
memakai tanda". (QS. Ali Imran ayat 125).
5.
Di samping
itu juga telah bersabda Rasulullah saw. sebagai berikut: "Dan ketahuilah
bahwa pertolongan itu beserta kesabar¬an". Pengabaran dari Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. bahwa orang-orang yang sa¬bar adalah orang-orang yang mulia,
firman Allah : "Tetapi barangsiapa yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diuta¬makan". (QS.
Asy-Syuuraa : 43).
6.
Pengabaran
dari Allah Subḥānahu wa
Ta’ālā. bahwa pahala amal sholeh hanya layak
diperoleh orang-orang yang sabar seperti firman Allah Subḥānahu wa Ta’ālā :
"Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, ketahuilah pahala Allah adalah
lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan tidak
diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al-
Qashash : 80).
7.
Pengabaran
bahwa hanya orang-orang yang bersabar yang bisa mengambil pelajaran dan manfaat
dari ayat-ayat Allah, sesuai dengan firman-Nya adalah sebagai berikut :
"Keluarkanlah kaumku dari gelap gulita kepada terang benderang, dan
ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah, sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda- (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang penyabar dan
banyak bersyukur". (QS. Ibrahim : 5).
8.
Pengabaran
bahwa keberuntungan yang diharapkan keselamatan dari sesuatu yang ditakuti dan
masuk surga, diperoleh oleh orang-orang karena kesabaran mereka, firman-Nya :
"Dan para Malaikat masuk ke tempat-tempat dari semua pintu (sambil
mengucapkan), "Keselamatan bagi kalian berkat kesabaran kalian", maka
alangkah baiknya tempat kesudahan itu". (QS. Ar-Ra'd ; 24).
9.
Sabar
mempusakakan derajat kepeloporan dan kepemimpinan. Saya pernah mendengar
Syaikhul Islam berkata: "Dengan kesabaran dan keyakinan dapat diperoleh
kepemimpinan di dalam Agama, lalu dia membaca ayat: "Dan jadikan di antara
mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar, dan mereka meyakini ayat-ayat Kami": (QS. As-Sajdah : 24).[6]
Allah
Subḥānahu wa
Ta’ālā mengaitkan kesabaran dengan berbagai posisi
dalam Islam, iman, keyakinan, taqwa, tawakkal, syukur, amal sholeh, rahmat dan
lain sebagainya, karena itu sabar adalah termasuk sebagian dari iman, seperti
kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada artinya iman bagi seseorang yang tidak
memiliki kesabaran, sebagaimana tidak ada artinya tubuh tanpa kepala, Umar bin
al-Khathab berkata: "Hidup yang paling baik adalah yang kami lalui dengan
kesabaran".
VII. Kesimpulan
Secara
harfiah, sabar berasal dari kata Ṣabara-Yaṣbiru-Ṣabran
yang artinya menahan atau mengekang. Sabar adalah menahan diri dari
bersikap,berbicara, dan bertingkah laku yang tidak dibenarkan oleh Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. Seorang muslim harus bersabar dalam berbagai keadaan dan bentuknya
dalam kehidupan ini. Secara garis besar, sabar bisa dikelompokkan menjadi dua :
yaitu sabar jasmani dan rohani.
Sabar
mempunyai banyak keutamaan diantaranya adalah : Menimbulkan kekuatan yang
berlipat, memperoleh balasan yang lebih baik, karunia yang utama, memperoleh
kebahagiaan, memperoleh ampunan dan pahala yang besar, selalu bersama Allah,
memperoleh keberuntungan dan masuk surga dengan disambut para malaikat.
Ada
beberapa hal yang dapat merusak sabar diantaranya adalah : Tergesa- gesa (
Isti’jal ), marah ( al-Gadhab), bersedih hati dan bersempit dada serta putus
asa.
DAFTAR PUSTAKA
al-Khudhari, Muhammad bin Abdul Aziz, Hakekat
Sabar Menurut al-Qur’an, Jakarta: Darul Haq, 2000
Departmen Agama RI, al-Qur’an dan
Terjemahannya, Edisi 2002
Kamilin, Sabar, http://kamilin27.blogspot.com/2014/09/makalah-sabar-kelompok-3.html
Nofia, Sabar, http://nofianatulh.blogspot.com/2012/05/makalah-tentang-sabar.html
Purwanto, dkk. Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Piranti, 2004
Rasi’in, al-Qur’an Hadith, Semarang: PT.
Karya Toha Putra , 2009
[5] al-Khudhari, Muhammad
bin Abdul Aziz, Hakekat Sabar Menurut al-Qur’an, (Jakarta:
Darul Haq, 2000), h. 81-87